PERANAN PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI LAMPUNG
(Tugas Mata Kuliah Ekonomi Pertanian)
Oleh
Elisa Ramanda
1014023051
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting dalam perekonomian. Peranan pertanian antara lain adalah menyediakan kebutuhan bahan pangan yang diperlukan masyarakat untuk menjamin ketahanan pangan, menyediakan bahan baku industri, sebagai pasar potensial bagi produk-produk yang dihasilkan oleh industri, sumber tenaga kerja dan pembentukan modal yang diperlukan bagi pembangunan sektor lain, sumber perolehan devisa, mengurangi kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan, dan menyumbang pembangunan perdesaan dan pelestarian lingkungan hidup.
Pembangunan yang berlangsung selama ini belum berhasil mengangkat petani dan pertanian kepada posisi yang seharusnya. Kesenjangan kesejahteraan petani dibandingkan dengan pekerja di sektor lainnya semakin melebar. Produktivitas usahatani dan kualitas produk tidak menunjukkan perbaikan yang berarti. Produk-produk pertanian semakin berkurang daya saingnya dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Keterpurukan dan tidak berkembangnya sektor pertanian ini memiliki dampak luas dan dalam bagi pembangunan ekonomi.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui peranan pertanian dari segi ekonomi
2. Memahami pengaruh pertanian terhadap pembangunan
3. Mempelajari perekonomian Lampung pada bidang pertanian
BAB II
ISI
Tertinggalnya sektor pertanian mengakibatkan pembangunan ekonomi dan pembangunan negara tidak memiliki landasan yang kokoh dan mudah runtuh saat terjadi perubahan keadaan. Dampak negatif nyata dari terpuruknya pertanian adalah tingkat kemiskinan meningkat, ketahanan pangan rendah, ketergantungan pada pangan luar negeri menjadi tinggi, industrialisasi yang terjadi sangat tergantung pada faktor produksi atau bahan baku impor, pengangguran di perdesaan tinggi, stabilitas keamanan rendah, mutu kehidupan di perdesaan merosot, kualitas sumberdaya manusia menurun, kualitas lingkungan dan sumberdaya alam merosot, dan kemampuan atau daya saing bangsa dan negara rendah.
Sektor pertanian memiliki peranan yang besar dalam perekonomian, terutama di tahap-tahap awal pembangunan. Sektor pertanian yang tumbuh dan menghasilkan surplus yang besar merupakan prasyarat untuk memulai proses transformasi ekonomi. Pada masa awal transformasi ekonomi, pertanian berperan penting melalui beberapa cara. Sektor pertanian yang tumbuh cepat akan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan penduduk di perdesaan yang pada gilirannya dapat meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor nonpertanian.
Permintaan yang tumbuh tidak saja terjadi bagi produk-produk untuk konsumsi akhir, tetapi juga produk-produk sektor nonpertanian yang digunakan petani sebagai input usahatani ataupun untuk investasi. Lebih jauh lagi pertumbuhan sektor pertanian akan mendorong pembangunan agroindustri. Agroindustri yang ikut berkembang adalah industri yang mengolah bahan baku primer yang dihasilkan pertanian, seperti industri pangan, tekstil, minuman, obat-obatan, dan industri bahan bakar nabati. Di bagian hulu, agroindustri yang ikut tumbuh adalah industri yang menyediakan input penting bagi pertanian, seperti industri pupuk, obat dan pestisida, maupun industri mesin pertanian.
Berkembangnya agroindustri, juga mengakibatkan semakin tumbuhnya infrastruktur, perdesaan dan perkotaan, serta semakin meningkatnya kemampuan
manajerial sumberdaya manusia. Pengalaman Korea dan Taiwan menunjukkan bahwa sektor pertanian dan agroindustri yang tumbuh kuat dapat menjadi sarana penting bagi berkembangnya aktivitas-aktivitas di sektor nonpertanian, seperti industri kimia, mesin, ataupun logam.
Kemajuan teknologi di sektor pertanian yang diwujudkan dalam peningkatan produktivitas tenaga kerja menjadikan sektor ini dapat menjadi sumber tanaga kerja yang relatif murah bagi sektor nonpertanian. Selain itu, pertumbuhan sektor pertanian yang diikuti oleh naiknya pendapatan penduduk perdesaan akan meningkatkan tabungan. Tabungan tersebut merupakan sumber modal untuk membiayai pembangunan sektor nonpertanian.
Pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Pentingnya peranan ini menyebabkan bidang ekonomi diletakkan pada pembangunan ekonomi dengan titik berat pada sektor pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri, meningkatkan ekspor, merningkatkan pendapatan petani, memperluas kesempatan kerja dan mendorong pemerataan kesempatan usaha.
Sektor pertanian di Indonesia mempunyai keunggulan komperatif hal itu disebabkan oleh karena:
1. Indonesia terletak di daerah garis khatulistiwa sehingga perbedaan musim menjadi jelas dan periodenya lebih lama.
2. Karena letaknya di daerah garis khatulistiwa maka tanaman memperoleh cukup banyak sinar matahari untuk keperluan fotosintesisnya.
3. Memiliki curah hujan yang tinggi.
4. Adanya politik pemerintah yang sedemikian rupa sehingga mendorong tumbuh dan berkembangnya sektor pertanian.
Sampai saat ini struktur perekonomian Lampung masih ditopang sektor pertanian. Sektor pertanian menduduki urutan pertama dalam kontribusinya terhadap pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB), yaitu Rp34.381,86 miliar (38,93%) pada 2009. Penduduk Lampung yang bekerja pada sektor pertanian pada Februari 2011 mencapai 1,94 juta jiwa atau 53,21% dari total penduduk yang bekerja. Walaupun secara total jumlah pekerja di sektor ini menurun 5,05% dibandingkan Februari 2010.
Sejalan dengan hal tersebut, jumlah pekerja bebas di sektor pertanian juga menurun sebesar 31,90%. Karena, sebagian merupakan pekerja bebas (informal) yang dipekerjakan ketika menghadapi panen raya. Kinerja sektor pertanian jika dilihat dari nilai tukar petani (NTP), juga sangat menggembirakan yaitu di atas 100. Meskipun belum dapat menggambarkan kondisi sebenarnya, NTP masih merupakan salah satu indikator mengukur kesejahteraan petani. Menurut laporan BPS Februari 2011, angka NTP Provinsi Lampung adalah 117,62—NTP tertinggi di seluruh Indonesia.
Meningkatnya NTP disebabkan kenaikan harga pada subsektor tanaman perkebunan rakyat seperti kopi, cokelat, dan lada serta naiknya harga pada subsektor tanaman hortikultura seperti pisang. Artinya jelas, bahwa sektor pertanian memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi di Lampung. Tetapi ironisnya justru angka kemiskinan mengalami perlambatan penurunan di tengah membaiknya kinerja sektor pertanian.
Dari hal tersebut timbul pertanyaan apakah perbaikan kinerja sektor pertanian tidak secara langsung mengurangi angka kemiskinan, atau perbaikan kinerja sektor pertanian hanya dinikmati segelintir masyarakat pemburu rente? Ini perlu suatu diskusi panjang untuk menjawabnya. Tanaman pangan merupakan subsektor pertanian yang banyak berkontribusi dalam perbaikan kinerja sektor pertanian. Empat jenis tanaman yang dominan dalam subsektor tanaman pangan adalah padi, ubikayu, jagung dan kedelai.
Komoditas padi dan ubi kayu menunjukkan pertumbuhan yang sangat signifikan, hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya luas panen pada tahun 2009 masing-masing 12,61% dan 12,13% dari tahun lalu, sementara luas panen jagung dan kedelai menurun. Luas tanam jagung dan kedelai menurun karena alih tanam ke ubi kayu. Dari sisi suplai, kondisi ini bukan masalah mengingat harga ubi kayu di tingkat petani cukup tinggi saat ini yaitu Rp600-750/kg, tetapi jika dilihat dari aspek pertanian berkelanjutan, tanaman ubi kayu mengancam tingkat kesuburan tanah.
Dari laporan BI tersebut terlihat bahwa kredit MKM ke sektor pertanian & merupakan program pemerintah pusat dan bukan inisiatif keberpihakan sistem perbankan nasional karena hanya dari KUR yang dapat dimanfaatkan sektor pertanian berkembangnya usaha jasa pelayanan permodalan, dan teknologi, mengakibatkan citra petani dan pertanian lebih sebagai aktivitas sosial budaya tradisional, bukan sosial ekonomi yang dinamis dan menantang. Kondisi ini akhirnya kurang menarik minat generasi muda untuk bekerja dan berusaha di bidang pertanian, terlebih yang telah mengikuti pendidikan sekolah menengah ke atas.
Oleh karena itu, keadaan atau fenomena ini menjadi tantangan ke depan untuk mengembangkan agroindustri di pedesaan, diantaranya melalui pengembangan kawasan agropolitan atau Kota Terpadu Mandiri, seperti di Mesuji, sehingga dapat menumbuhkembangkan usaha penyediaan barang dan jasa yang dapat mendukung peluang usaha dan lapangan kerja bagi angkatan kerja baru di pedesaan.
Pemerintah Provinsi Lampung perlu mempelopori kembali gerakan turun ke desa dan program gerakan membangun desa. Kondisi pertanian Lampung dengan segala permasalahan yang dihadapi, tentunya menjadi acuan bagi pemerintah Provinsi Lampung untuk mereposisi kebijakan pembangunan pertanian ke depan agar bernuansa kerakyatan dan keberlanjutan. Sehingga supremasi sektor pertanian saat ini bisa dipertahankan atau ditingkatkan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Sektor pertanian memiliki peranan yang besar dalam perekonomian, terutama di tahap-tahap awal pembangunan. Sektor pertanian yang tumbuh dan menghasilkan surplus yang besar merupakan prasyarat untuk memulai proses transformasi ekonomi.
2. Pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi Indonesia. Pentingnya peranan ini menyebabkan bidang ekonomi diletakkan pada pembangunan ekonomi dengan titik berat pada sektor pada pertanian. Pembangunan pertanian diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan kebutuhan industri dalam negeri.
3. Sektor pertanian menduduki urutan pertama dalam kontribusinya terhadap pembentukan produk domestik regional bruto (PDRB), yaitu Rp34.381,86 miliar (38,93%) pada 2009.
4. Penduduk Lampung yang bekerja pada sektor pertanian pada Februari 2011 mencapai 1,94 juta jiwa atau 53,21% dari total penduduk yang bekerja Sejalan dengan hal tersebut, jumlah pekerja bebas di sektor pertanian juga menurun sebesar 31,90%.
DAFTAR PUSTAKA
Hazell, P. and Haggblade, S. 1991. Rural-Urban Growth Linkages in India. Indian Journal of Agricultural Economics. 46 (4): 515-529.
Kuznets, S. 1964. Economic Growth and Contribution of Agriculture. In Eicher, C.K. and Witt, L.W. (eds). Agriculture in Economic Development. McGraw Hill. New York.
Mellor, J.W. 1973. Accelerated Growth in Agricultural Production and the Intersectoral Transfer of Resources. Jurnal Economic Development and Cultural Change 22.
World Bank. 2008. World Development Report 2008: Agriculture for Development. Washington, DC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar